Game Call of Duty: Modern Warfare 2 yang akan dirilis 10 November mendatang menuai kecaman setelah demo game tersebut bocor di internet. Dalam Modern Warfare 2 terdapat sebuah misi yang memungkinkan pemain bergabung dengan teroris Rusia untuk menembaki warga sipil di bandara udara.
Parahnya lagi misi penembakan warga sipil itu dilakukan dari sudut pandang pemain langsung. Pengembang Modern Warfare 2, Acitivision, sebelumnya mengaku adegan tersebut hanya untuk mengingat tragedi penyerangan teroris di Mumbai India.
Sejumlah lembaga perlindungan anak langsung mendesak pemerintah Australia untuk mengkaji kembali game tersebut. Pasalnya, game tersebut diklasifikasikan untuk dimainkan oleh remaja minimal berusia 15 tahun.
Menurut Jane Roberts, president of the Australian Council on Children and the Media, pemerintah Australia dalam hal ini Classification Board harus mengubah kalsifikasi game itu menjadi 18 tahun ke atas. Seperti diketahui, Australia merupakan negara yang memang jarang bahkan tidak pernah memberikan klasifikasi usia 18 tahun ke atas untuk game.
"Meskipun diperuntukkan bagi kalangan berusia 15 tahun ke atas, tapi tetap saja game ini mudah diakses oleh anak usia di bawah 15tahun," ujar Jane seperti dilansir SMH.
"Kami menyadari bahwa ini hanyalah sebuah game. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa melihat game ini sama seperti melihat adegan dalam Siaran berita Channel Nine, sehingga Anda bisa membayangkan bahwa hal itu benar-benar nyata," ujar Jane.
Activision sendiri saat ini sedang berupaya untuk menghapus seluruh footage COD:Modern Warfare 2 dari internet. Tapi Activision mengaku bahwa cuplikan-cuplikan game itu adalah benar dan menyebutkan bahwa misi pembunuhan warga sipil memang benar ada.